Sosiologi Pariwisata

Posted in Senin, 23 Januari 2012
by satria

JURUSAN/PRODI : PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEMESTER : GENAP/UAS/Th.2012 MATA KULIAH : SOSIOLOGI PARIWISATA DOSEN : V. Indah Sri Pinasti, M, Si. SOAL. 1. Sektor pariwisata yang sedang digalakkan sekarang ini menurut anda sebagai penghilang atau pelestari kebudayaan? 2. Pariwisata terkait erat dengan berbagai sektor dalam masyarakat. Benarkah bahwa pariwisata identik dengan adanya penyakit social seperti pelacuran, kriminal dan narkoba? 3. Pentingkah pariwisata bagi Negara Indonesia! Bagaimana Pendapat anda? 4. Pariwisata mempunyai fenomena kemasyarakatan yang menyangkut manusia, masyarakat, kelompok, oprganisasi dan kebudayaan. Jelaskan! 5. Apa saran anda tentang kepariwisataan di Indonesia? PENYELESAINAN: 1. Menurut saya sector pariwisata yang digalakkan sekarang ini oleh Pemerintah Indonesia lebih kepada sebagai pelestari kebudayaan bukan penghilang kebudayaan. Alasannya adalah pemerintah telah berfikir dengan matang dalam pengembangan sector kepariwisataan di Indonesia. Faktanya adalah pemerintah sekarang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan kepariwisataan seperti Museum. Contohnya Monjali. Berdasarkan hasil Observasi yang pernah dilakukan, pemerintah terus mengadakan perbaikan dan menyusun strategi promosi kepariwisataan khususnya museum sebagai pelestari kebudayaan. Banyak hal yang dilakukan seperti pengadaan taman, penambahan area dan wahana bermain keluarga serta ke khasan tempat wisata itu sendiri sebagai penarik wisatawan lokan, nasional maupun internasional. Museum di Indonesia didirikan dengan tujuan untuk menciptakan kelembagaan yang melakukan pelestarian warisan budaya dalam arti yang luas, artinya bukan hanya melestarikan fisik benda-benda warisan budaya, tetapi juga melestarikan makna yang terkandung di dalam benda-benda itu dalam sistem nilai dan norma. Dengan demikian, warisan budaya yang diciptakan pada masa lampau tidak terlupakan, sehingga dapat memperkenalkan akar kebudayaan nasional yang digunakan dalam menyusun kebudayaan nasional. Museum sangat berperan dalam pengembangan kebudayaan nasional, terutama dalam pendidikan nasional, karena museum menyediakan sumber informasi yang meliputi segala aspek kebudayaan dan lingkungan. Museum menyediakan berbagai macam sumber inspirasi bagi kreativitas inovatif yang dibutuhkan dalam pembangunan nasional. Namun, museum harus tetap memberikan nuansa rekreatif bagi pengunjungnya. Kurator perlu melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan koleksi serta menyusun tulisan yang bersifat ilmiah dan populer. Hasil penelitian dan tulisan tersebut dipublikasikan kepada masyarakat, dalam kegiatan ini kurator bekerja sama dengan bagian publikasi. Di samping itu, kurator dengan bagian publikasi dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan pembuatan CDROM dan homepage museum. Untuk menginformasikan koleksi yang dipamerkan di ruang pamer kepada pengunjung secara lengkap dan sistematis, maka kurator perlu bekerja sama dengan bagian edukasi. Sebagai lembaga pelestari budaya bangsa, museum harus berasaskan pelayanan terhadap masyarakat. Program-program museum yang inovatif dan kreatif dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum. Contoh lainnya adalah Pengembangan TMII di Jakarta. Proyek miniatur Taman Mini Indonesia Indah atau populer disebut TMII, kini sudah jauh berkembang dari keadaan pada awal dibangun 1972 dan diresmikan tanggal 20 April 1975 . TMII merupakan kawasan wisata yang unik. Keragaman bangsa Indonesia dapat terlihat di setiap tempat-tempat yang ada di TMII. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Nusantara sampai pemanfaatan teknologi modern dihadirkan di areal seluas 150 hektare. Dengan fasilitas yang ada antara lain, 32 anjungan daerah, arsipel Indonesia, Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Istana Anak Anak Indonesia, 11 unit taman antara lain Taman Burung, Taman Akuarium Air Tawar, Taman Bunga Keong Emas dan Taman Budaya Tionghoa Indonesia. Kemudian, penampilan 15 museum antara lain Museum Indonesia, Museum Transportasi, Museum Minyak & Gas Bumi. Berbagai sarana hiburan seperti Teater Imax Keong Emas, Kereta Gantung, Aeromovel, Kereta Api Mini, Snow Bay Water Park, semuanya menawarkan nuansa edukatif nan menarik. Sebab itu, tidak berlebihan kiranya tepat di usianya ke-36, TMII patut dikagumi masyarakat Indonesia, bahkan luar negeri. TMII menjadi gambaran suatu rangkuman kebudayaan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam. Keberadaan TMII secara tidak langsung dapat ikut melestarikan kebudayaan Indonesia yang mulai terancam, akibat maraknya budaya pop. Selain dapat lebih memahami tentang kebudayaan Indonesia, pengunjung juga dapat menambah ilmu melalui beberapa pengetahuan tentang keagamaan, hiburan, pertanian, maupun sejarah-sejarah yang ada di Indonesia. TMII mampu membangkitkan rasa-rasa kebudayaan terhadap generasi-generasi penerus yang nantinya akan mencintai, menghayati, dan akan terus menerus mengupayakan agar kebudayaan tersebut menjadi yang terbaik. Hal ini terlihat dari upaya TMII melalui sanggar-sanggar pendidikan seninya secara aktif menggugah minat dan apresiasi generasi muda, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Upaya pendidikan dan pembinaan ini menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Melalui sasana krida maupun sanggar-sanggar tari dan musik di lingkungan TMII, masyarakat dari berbagai generasi pun dapat bersama-sama mengenal, mempelajari, melestarikan, dan mengembangkan beragam aspek seni budaya Indonesia. Salah satu hal yang patut diapresiasi dari TMII adalah kepeloporan yang secara berkesinambungan dalam membangkitkan minat masyarakat untuk mencintai dan mengunjungi museum. Misalnya, TMII menampilkan sisi kreatif untuk menepis kesan suram dan kuno yang selama ini melekat pada museum-museum di Tanah Air. Museum yang dibangun secara integratif cukup bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam wawasan dan pengetahuan seputar keindonesiaan. Sementara itu bentuk-bentuk bangunan di setiap anjungan daerah merupakan hasil upaya TMII di bidang pelestarian ragam bentuk bangunan arsitektur tradisional. Bentuk dan bangunan arsitektur yang aspiratif dan inspiratif ini harus dipertahankan dan dikembangkan di masa mendatang. Bangunan modern di TMII juga mengacu konsep masa depan namun tetap mengakar pada tradisi dan filosofi Indonesia. Tak hanya itu, sektor industri kecil tidak luput dari bidikan TMII. Para perajin benda-benda seni dari berbagai daerah secara konsisten diberi kesempatan dan dibina untuk menampildan karya seni sebagai warisan budaya bangsa, sekaligus memasarkan hasil buah tangannya. Berkat sumbangsihnya itu, dalam ulang tahunnya ke-36, TMII mendapatkan dua buah kado. Pertama TMII ditetapkan sebagai lembaga pelestari budaya Indonesia. Kado yang diberikan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik tersebut dilakukan sekaligus peresmian prasasti di Gedung Teater Tanah Airku TMII. Kado kedua adalah pemerintah mengajukkan TMII sebagai nominasi Penciptaan Ruang Budaya untuk Perlindungan, Pengembangan, dan Pendidikan Warisan Budaya 2011 yang diselenggarakan Unesco. Kesimpulan : Memang, jika dilihat faktanya ada juga akibat adanya pengembangan sector wisata, terutama wisata pantai itu bias menjadi penghilang kebudayaan karena banyaknya kebudayaan luar yang masuk dan terjadinya proses alkulturasi, asimilasi dan difusi kebudayaan. Tapi sebenarnya tujuan pengembangan di setiap sector pariwisata pasti kea rah pelestari kebudayaan walaupun masih sedikit kecolongan dengan adanya kasus-kasus yang mencorenng kepariwisataan di Indonesia. Tapi secara keseluruhan Pengembangan sector pariwisata di Indonesia sudah enuju kepada pelestari kebudayaan. 2. Pariwisata memang terkait erat dengan berbagai sektor dalam masyarakat. Akibat dekatnya keterkaitan masyarakat dengan sector pariwisata, menjadikan pariwisata sedikit identik dengan adanya penyakit social seperti pelacuran, kriminal dan narkoba. Tidak semua pariwisata identik dengan adanya penyakit social. Tetapi memang di tempat wisata juga terjadi yang namanya penyimpangan social. Pengertian dari penyimpangan sosial: Bentuk Perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Bruce J. Cohen, ukuran yang menjadi dasar adanya penyimpangan bukan baik atau buruk, benar atau salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Adanya ketidaksesuaian perilaku yang dilakukan masyarakat di dalam lingkuan pariwisata mengakibatkan berkembanganya penyakit social seperti, pelacuran, criminal dan narkoba. Buktinya adalah pada hasil observasi yang dilakukan oleh teman-teman mahasiswa pendidikan sosiologi UNY yang dalam presentasi hasil penelitiannya menyebutkan hamper sebagian tempat pariwisata identik dengan penyakit social, seperti di Pantai Parangteritis, Malioboro, Masangin, dan Perambanan. Disana banyak terjadi fenomena-fenomena social yang terkait dengan penyakit social masyarakat. Seperti pelacuran, criminal, dan narkoba. 3. Menurut saya pariwisata berperan penting bagi Negara Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya data statistic yang di dapatkan. Wisata Indonesia memegang peranan yang cukup penting bagi sector ekonomi Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan penerimaan devisa negara dari sector pariwista yang menempati urutan ketiga setelah komoditi migas dan kelapa sawit. Data statistik pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah wistawan mancanegara yang datang dan berkunjung ke Indonesia mencapai lebih dari 7 juta jiwa atau mengalami kenaikan sebesar 10.74 % dari tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah wisatawan mancanegara ini diperkirakan menyumbang devisa bagi negara sebesar 7.6 juta USD. berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, terdapat 11 provinsi yang menjadi tujuan utama para wisatawan mancanegara. Adapun ke sebelas propinsi yang dimaksud adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Sekitar 59 % dari jumlah turis yang berkunjung ke Indonesia memiliki tujuan untuk berlibur, sementara 38 % lainnya berkunjung ke Indonesia dengan alasan bisnis. Sedikit deskripsi tentang Wisata Indonesia, Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia. Dengan letak geografis nya yang di apit oleh benua Asia dan Australia, negara ini dikatan sebagai negara yang memiliki iklim tropis. Selain beriklim tropis, Indonesia juga dikenal sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai hingga 17.000-an yang tersebar diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dengan jumlah penduduk dan kebudayaan yang beragam. Berbicara mengenai keanekaragaman Pariwisata Indonesia, tentu tidak akan ada habisnya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya serta memiliki ke indahan alam yang selalu menyuguhkan keindahan tersendiri. Belum lagi jika kita membicarakan keindahan alam Indonesia yang masih belum terjamah oleh kemajuan pembangunan. Udara sekitar yang disuguhkan oleh alam terasa begitu sejuk sehingga akan membawa kita untuk melupakan rutinitas kita sejenak. Keanekaragaman pariwisata Indonesia memiliki daya tarik tersendiri untuk siapapun. Tidak hanya bagi wisatawan domestik, keindahan alam yang dimiliki Indonesia juga mampu menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung. Saat berkunjung ke Indonesia, kita dapat memilih jenis pariwisata apa yang paling diminati, dimulai dari wisata air hingga wisata budaya yang bisa kita temukan dari sabang hingga marauke dengan ciri khas nya masing-masing. Jadi pariwisata memiliki peranan penting bagi Negara Indonesia. Sudah sepatutnya pemerintah melakukan pengembangan di sector pariwisata menuju Visit Indonesia 2012. 4. Pariwisata mempunyai fenomena kemasyarakatan yang menyangkut manusia, masyarakat, kelompok, organisasi dan kebudayaan. Pariwisata adalah fenomena kemasyarakatan yang menyangkut manusia, masyarakat, keompok, organisasi, kebudayaan dan sebagainya. Kajian sosial terhadap kepariwisataan belum begitu lama, hal ini disebabkan pada awalnya pariwisata lebih dipandang sebagai kegiatan ekonomi dan tujuan pengembangan kepariwisataan adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, baik untuk pemerintah maupun masyarakat karena kepariwisataan menyangkut manusia dan masyarakat maka kepariwisataan dalam laju pembangunan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh aspek sosial. Karena makin disadari bahwa pembangunan kepariwisataan tanpa memperhatikan pertimbangan aspek sosial yang matang akan membawa malapetaka bagi masyarakat, khususnya di daerah pariwisata. Kepariwisataan adalah sesuatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat setempat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Dampak pariwisata terhadap masyarakat seringkali dilihat dari hubungan antara masyarakat dengan wisatawan yang menyebabkan terjadinya proses komoditisasi dan komersialisasi dari keramah-tamahan masyarakat lokal (Pitana 2005 : 83). Menurut Cohen dalam Pitana (2008) menyatakan bahwa sosiologi pariwisata adalah cabang keahlian yang memusatkan perhatian kepada motivasi turistik, peraturan-peraturan, hubungan, dan institusi dan akibatnya pada wisatawan dan kelompok-kelompok yang berkaitan dengan wisatawan tersebut. Karena pariwisata menyangkut manusia dan masyarakat, maka pariwisata sangat sesuai untuk dijadikan objek dari sosiologi. Berkembanglah kemudian kajian-kajian sosiologi tentang pariwisata yang lebih lanjut menjadi cabang sosiologi tersendiri yang disebut sosiologi pariwisata. Secara singkat (Pitana, 2008) menyatakan bahwa sosiologi pariwisata adalah cabang dari sosiologi yang mengkaji masalah-masalah kepariwisataan dalam berbagai aspeknya. Dapat juga dikatakan bahwa sosiologi pariwisata adalah kajian tentang kepariwisataan dengan menggunakan perspektif sosiologi, yaitu penerapan prinsip, konsep, hukum, paradigma dan metode sosiologi di dalam mengkaji masyarakat dan fenomena pariwisata, untuk selanjutnya berusaha mengembangkan abstraksi-abstraksi yang mengarah kepada pengembangan teori. Pendefinisian ini dapat dianalogikan dengan cabang-cabang sosiologi lainnya, seperti sosiologi agama, sosiologi pembangunan, sosiologi hukum dst. Analisis sosiologis terhadap pariwisata sangat penting dilakukan, karena : a. Pariwisata telah menjadi aktivitas sosial ekonomi dominan dewasa ini, bahkan disebut-sebut sebagai industri terbesar sejak akhir abad 20, yang juga menyangkut pergerakan barang, jasa dan manusia dalam skala terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia. b. Pariwisata bukanlah suatu kegiatan yang beroprasi dalam ruang hampa. Pariwisata sangat terkait dengan masalah sosial, politik, ekonomi, keamanan, ketertiban, keramah-tamahan, kebudayaan, kesehatan, termasuk berbagai institusi sosial yang mengaturnya. c. Pariwisata bersifat sangat dinamis, sehingga setiap saat memerlukan analisis atau kajian yang lebih tajam. Sebagai suatu aktivitas dinamis, pariwisata memerlukan kajian terus menerus (termasuk dari aspek sosial budaya), yang juga harus dinamis, sehingga pembangunan pariwisata bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, khususnya masyarakat lokal d. Pariwisata tidaklah eksklusif, dalam arti bahwa pariwisata bukan saja menyangkut bangsa tertentu, melainkan juga dilakukan oleh hampir semua ras, etnik dan bangsa, sehingga pemahaman aspek-aspek sosial budaya sangat penting. e. Pariwisata selalu mempertemukan dua atau lebih kebudayaan yang berbeda, yang mempunyai perbedaan dalam norma, nilai, kepercayaan, kebiasaan dan sebagainya. Pertemuan manusia atau masyarakat dengan latar belakang sosial-budaya yang berbeda akan menghasilkan berbagai proses akulturasi, dominasi, asimilasi, adopsi, adaptasi, dalam kaitan hubungan antar budaya yang tentunya merupakan salah satu isu sentral dalam sosiologi. f. Dewasa ini pariwisata sudah hampir menyentuh semua masyarakat dunia, sampai kepada masyarakat-masyarakat terpencil. Pariwisata sudah terbukti menjadi salah satu primeover dalam perubahan sosial budaya, sedangkan perubahan sosial budaya merupakan aspek kemasyarakatan yang menjadi salah satu fokus kajian sosiologi. g. Berkembangnya berbagai lembaga, baik ditingkat lokal, regional, ataupun internasional, yang terkait dalam pariwisata, juga merupakan salah satu perhatian dalam sosiologi, sebagaimana sebelumnya sosiologi telah membahas berbagai aspek modernisasi dan dependensi dari hubungan antar negara. Pariwisata merupakan “an agen of cultural changes” yang dapat mempengaruhi perjalanan orang-orang, cara berfikir masyarakat yang dikunjungi, tata cara dan alat adat istiadat penduduk yang dikunjungi serta upacara-upacara keagamaan.memang benar bahwa dengan berkembangnya kepariwisataan, orang-orang yang bebas bergerak dari suatu tempat ke temapat, dari lingkungan ke lingkungan yang lain yang sama sekali berbeda adat dan kebiasaanya. Para wisatawan baik wisatawan local maupun mancanegara yang mengunjungi suatu daerah mempunyai tingkah laku dan keinginan yang berbeda, bahkan bertolak belakang dengan tingkah laku masyarakat dan penduduk setempat. 5. Saran bagi kepariwisataan di Indonesia : • Perlu adanya perubahan peran Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif. • sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development . • Dengan dilaksanakannya otonomi daerah, maka pengembangan dan pembangunan obyek wisata atas dasar • Event-event pariwisata harus disusun secara konsisten sehingga dapat dijadikan acuan para pelaku pariwisata menjual ke berbagai pasar pariwisata dunia. Tanpa event yang tetap dan berkualitas maka akan sulit menarik pengunjung ke lokasi tersebut. • Sarana dan prasarana pariwisata pun harus ditingkatkan kualitasnya terutama yang terkait dengan kesehatan, kebersihan, keamanan dan kenyamanan. • Peningkatan keamanan • Peningkatan kebersihan • Melakukan pembangunan wisata secara optimal dan maksimal, mengingat masih banyak tempat wista yang belum terjama oleh manusia/ masih alami.